Masyarakat Kaltim
Harus Berani Melawan


    SAMARINDA - Persoalan hukum yang dialami Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak juga mendapat perhatian tokoh adat Dayak Kaltim, Martinus F Tennes. Keprihatinan tinggi ia sampaikan, mengingat Kaltim saat ini tengah bergairah untuk bangkit membangun daerah.
"Saya sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Kita kembali diributkan dengan persoalan politik dan hukum, sementara Kaltim tengah giat-giatnya untuk membangun. Siapa yang dirugikan pada kondisi ini, tentu rakyat Kaltim," kata Martinus F Tennes yang juga Penasehat Persekutuan Dayak Kalimantan Timur, Selasa (27/7) kemarin.

    Masyarakat Kaltim menurut dia harus kompak dan berani melawan aksi-aksi terselubung yang dikemas dalam bahasa hukum dan politik. Apalagi, jika hal tersebut dilakukan oleh oknum-oknum di pusat.  Pasalnya lanjut Martinus, jika masyarakat membiarkan kondisi tersebut maka, Kaltim tidak akan pernah maju dan sejahtera.

    Cukup sudah politisasi hukum terjadi kepada gubernur terdahulu Suwarna Abdul Fatah dan seharusnya saat ini daerah bisa diberikan kesempatan untuk berkembang lebih baik lagi. Awang Faroek menurut Martinus merupakan sosok yang luwes dan ramah serta memiliki cara pandang yang luas menatap masa depan daerah. Karena itu, langkah-langkah yang mencoba menggagalkan kemajuan Kaltim hendaknya dihadapi bersama demi kepentingan rakyat Kaltim.

    "Kita harus sepakat bahwa hukum harus kita junjung, tetapi politisasi hukum harus kita lawan karena itu hanya akan merugikan rakyat Kaltim," tegas Martinus.

    Ia berharap pembangunan Kaltim yang sudah berada pada jalur yang tepat selama kepemimpinan Gubernur Awang Faroek, tidak terhambat oleh persoalan-persoalan hukum yang dipolitisasi.

    "Masyarakat Kaltim harus berani melawan jika masalah ini benar-benar merupakan bentuk-bentuk politisasi hukum. Cukup sudah rakyat Kaltim menderita dan jangan ditambah lagi dengan cara-cara seperti itu. Biarkan Kaltim berkembang dan maju," kata Martinus yang mengaku sudah mengenal Awang Faroek sejak 1976 ketika keduanya masih menjadi dosen di Universitas Mulawarman Samarinda. (Heryanto) 

Kirim Komentar Anda..!!












© 2010 Surat Kabar Metro Indonesia OnLIne. All Rights Reserved 

 

This free website was made using Yola.

No HTML skills required. Build your website in minutes.

Go to www.yola.com and sign up today!

Make a free website with Yola